Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kualitatif
Dosen : Intan Rahmawati
KEYAKINAN PENGUNJUNG TERHADAP POHON DEWANDARU
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gunung kawi merupakan wisata ritual yang sudah terkenal di Indonesia, berada di sebelah barat kota Malang, gunung Kawi berada di wilayah Desa Wonosari. Gunung kawi telah sejak lama di yakini bermanfaat bagi mereka yang telah berziarah secara khusus disana. Warga desa Wonosari umumnya bekerja di bidang perdagangan dan bidang jasa. Hal itu terlihat sepanjang perjalanan menuju kawasan gunung kawi banyak para pedagang tampak berjejer panjang. Mulai dari pedagang oleh-oleh, baju, makanan, alat-alat sembahyang khas Tionghoa, kembang untuk nyekar, hingga sajian Dewandaru.Gunung kawi bukan hanya dikenal di masyarakat pribumi saja namun juga masyarakat tionghoa. Hal tersebut tidaklah heran, karena orang tionghoa memang dikenal dengan pribadi yang pekerja keras dan ulet terutama dalam usaha dan bisnis. Banyak sekali pengunjung dan peziarah yang datang untuk berziarah di sini. Terlebih pada hari hari tertentu seperti malam jum’at legi banyak peziarah yang datang ke sini. Tidak hanya dari wilayah malang atau jawa timur saja,tetapi juga dari berbagai daerah di nusantara bahkan sampai mancanegara.
Ada banyak hal unik yang berhubungan dengan kepercayaan yang dapat kita temukan di Gunung Kawi. Masuk ke area Pesarean Gunung Kawi, kita seperti berada di lokasi kota Tionghoa jaman dulu. Nuansa Tionghoa begitu kental di sekitar bangunan yang ada. Selain pesarean sebagai fokus utama tujuan para pengunjung, terdapat tempat-tempat lain yang dikunjungi karena dikeramatkan dan dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mendatangkan keberuntungan, antara lain yang pertama adalah Rumah padepokan Eyang Sujo, yang kedua adalah Guci Kuno (Dua buah guci kuno merupakan peninggalan Eyang Jugo. Guci kuno ini diletakkan di samping kiri pesarean. Masyarakat meyakini bahwa dengan meminum air dari guci ini akan membikin seseorang menjadi awet muda). Hal unik ketiga yang saya temui adalah Jiam Si, Jiam Si merupakan sebuah ritual “Meramal Nasib” dimana kita akan disuruh untuk mengocok sebuah wadah/tempat yang berisi petunjuk-petunjuk nasib kita sampai salah satu diantaranya terjatuh ke lantai, maka itulah yang menjadi “peruntungan” kita. Bila merasa bingung dengan artinya, karena kebanyakan kata-kata didalam lembar itu dikatakan secara abstrak, maka kita dapat menggunakan jasa penterjemah yang ada di bagian depan klenteng untuk mengartikan apa yang sebetulnya menjadi maksud dari lembar tersebut atau bisa juga dengan membaca artinya dari buku yang tersedia. Hal unik keempat adalah Di luar kompleks makam, ada Kelenteng Kwan Im. Lilin-lilin merah, besar, terus bernyala. Hal unik kelima yang saya temui adalah Pohon Dewandaru. Pohon yang dianggap akan mendatangkan keberuntungan. Di Gunung Kawi, daun ini merupakan harapan seseorang yang ingin kaya atau mendapat berkah. Untuk mendapatkan daun dewandaru diperlukan kesabaran, hitungannya bukan hanya jam, tetapi bisa berhari – hari, bahkan berbulan – bulan. Bila harapan mereka terkabul, biasanya mereka akan datang lagi ke Gunung Kawi untuk melakukan syukuran.
RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa banyak orang yang menunggu di bawah pohon atau sekitar pohon dewandaru ?
2. Apa yang akan dilakukan pengunjung jika daun dewandaru tersebut jatuh ?
3. Apakah benar buah yang jatuh dari pohon bisa membawa peruntungan bagi pengunjung yang menemukannya
4. Berapa waktu yang dibutuhkan oleh pengunjung untuk menunggu daun dewandaru jatuh ?
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui penyebab pengunjung menunggu di bawah pohon atau sekitar pohon dewandaru.
2. Untuk mengetahui hal apa yang akan pengunjung lakukan jika daun dewandaru tersebut jatuh.
3. Untuk mengetahui jawaban atau fakta mengenai daun dewandaru yang jatuh membawa peruntungan
4. Untuk mengetahui waktu yang pengunjung butuhkan untuk menunggu daun dewandaru jatuh.
BAB II
KAJIAN TEORI
Fenomena mengenai pohon peruntungan atau yang biasa disebut dengan pohon dewandaru memang sudah lama tedengar dari turun-temurun dan berakar kuat di kalangan masyarakat, buktinya adalah setiap hari banyak orang yang berbondong-bondong menunggu di bawah pohon dewandaru guna mendapatkan peruntungan atau supaya permohonannya terkabul.
Pohon dewandaru merupakan pohon tua dan dikeramatkan sekaligus dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan. Pohon itu terdapat di area pesarean Gunung Kawi, masuk wilayah Kabupaten Malang, Jatim. Masyarakat menamai pohon Dewadaru tersebut sebagai pohon pesugihan.
Bahkan ada juga yang menamainya sebagai pohon kesabaran. Dalam keyakinan masyarakat Tiong Hoa, Dewandaru, jenisnya termasuk jenis Pohon Shianto atau pohon Dewa. Siapapun yang kejatuhan pohon ini, dipercaya bisa menjadi kaya raya. Hanya saja, untuk mendapatkan daunnya, tidak boleh dipetik atau dipanjat pohonnya dan juga tidak boleh diambil dengan galah.
Akan tetapi, yang bersangkutan harus duduk bersila, sambil terus memanjatkan doa tanpa putus sembari menunggu jatuhnya helai demi helai daun pohon keramat tersebut. Ketika jatuh, puluhan orang yang ada di bawah, langsung berebut untuk mengambilnya.
Selanjutnya daun dibungkus dengan selembar uang, kemudian disimpan di dalam dompet. Seperti itulah satu mitos soal pohon Dewandaru, yang dipercaya daunnya bisa membuat manusia menjadi kaya raya.
Dalam sejarahnya, pohon yang mirip pohon crème ini, ditanam oleh Eyang Jugo dan Eyang Sujo, sebagai perlambang daerah gunung Kawi dan sekitarnya aman sejahtera. Eyang Jugo dan Eyang Sujo, dimakamkan di satu liang lahat. Lokasinya, tak jauh dari tumbuhnya pohon tersedut.
Keduanya dulunya merupakan pejuang, bala tentara Pangeran Diponegoro. Eyang Jugo atau Kyai Zakaria II dan Eyang Sujo Atau Raden Mas Iman Sudjono adalah Bhayangkara terdekat Pangeran Diponegoro.
Pada tahun 1830 saat perjuangan terpecah belah oleh siasat adu domba kompeni, dan Pangeran Diponegoro tertangkap kemudian diasingkan ke Makassar. Sedangkan Eyang Jugo dan Eyang Sujo mengasingkan diri ke wilayah gunung Kawi itu.
Ada mitos yang diyakini oleh peziarah di kompleks pemakaman Gunung Kawi ini, yakni siapa saja yang mendapat buah atau daun dari pohon dewandaru ini akan lancar rezekinya. Tidak boleh memetik sendiri, harus menunggu daun atau buahnya jatuh sendiri.
Pohon yang oleh sebagian orang diyakini adalah tongkat dari Raden Mas Imam Sujono, alias Mbah Sujo yang ditancapkan dan berubah menjadi pohon. Ada pula yang meyakini pohon ini ditanam oleh kedua tokoh sebagai penanda bila daerah Gunung Kawi subur, tentram dan wilayah yang aman.
Karena itulah banyak masyarakat baik keturunan tionghoa atau masyarakat biasa yang datang dari berbagai pelosok daerah untuk menunggu kejatuhan daun atau buahnya. Mengharap ada berkah kelancaran rezeki yang didapat.
Banyak orang yang datang dari berbagai wilayah dan etnis termasuk salah satunya warga keturunan Cina berkunjung ke Gunung kawi dengan maksud untuk mendapatkan peruntungan atau kekayaan.
Banyak pengunjung yang mengunjungi tempat di area sekitar gunung kawi dengan maksud untuk mendapatkan peruntungan, salah satu caranya adalah dengan menunggu di bawah atau area sekitar pohon dewandaru. Para pengunjung menunggu di bawah pohon dewandaru karena mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan daun dewandaru. Cara mendapatkannya tidak dengan mengambil langsung dari pohonnya, melainkan harus menunggu sendiri daun tersebut jatuh dari pohonnya.
Biasanya ketika daun dewandaru tersebut jatuh, banyak pengunjung lainnya yang saling berebut untuk mendapatkannya. Hal yang akan mereka lakukan ketika kejatuhan daun dewandaru adalah memungutnya atau yang ingin dimanfaatkan sebagai jimat, biasanya daun tersebut dibungkus dengan selembar uang kemudian disimpan di dalam dompet.
Mengenai fakta mengenai apakah benar daun yang jatuh dari pohon dewandaru bisa mendatangkan peruntungan masih dipertanyakan sampai saat ini, karena hal itu tergantung dari keyakinan dan kepercayaan orang.
Dan untuk mendapatkan daun dewandaru jatuh itu tidak mudah dan membutuhkan kesabaran karena harus menunggu sampai daun tersebut jatuh sendiri. Hitungannya bukan hanya jam, tetapi bisa berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Bila harapan mereka terkabul, biasanya pengunjung atau peziarah akan datang kembali ketempat Gunung Kawi untuk melakukan syukuran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Cara pemilihan subjek
Dalam observasi ini, saya menggunakan teknik pemilihan subyek dalam bentuk Pengambilan Sampel Kritis ( Critical case sampling ) dimana strategi pengambilan sampel kritis ini dimaksudkan untuk memperoleh penjelasan melalui kasus – kasus yang dianggap kritis. Kritis di sini diartikan sebagai keadaan yang “istimewa” baik karena keunggulannya maupun karena keterbelakangannya. Misalnya saja dalam observasi ini saya selaku observer bermaksud mengamati dan meneliti motif apa yang pengunjung lakukan menunggu di bawah pohon dewandaru. Lalu saya menggunakan teknik pengambilan sampel kritis dalam penelitian yang saya lakukan.motif yang saya anggap istimewa adalah keyakinan pengunjung terhadap pohon dewandaru. saya mengambil pohon dewandaru sebagai sesuatu yang istimewa karena sejak dahulu hingga saat ini mitos mengenai pohon dewandaru dengan keistimewaan yang terletak di daunnya tersebut tidak pernah pudar, bahkan sekarang ini semakin marak orang berbondong-bondong datang ke gunung kawi selain melakukan ziarah ke makam, mereka juga melakukan ritual di bawah pohon dewandaru untuk mendapatkan daun dewandaru tersebut jatuh karena mereka percaya dan meyakini bahwa daun tersebut membawa keberkahan. Jadi, keyakinan saya gunakan sebagai sampel.dalam hal ini disebut sebagai sampel kritis karena dimaksudkan untuk memperoleh penjelasan melalui kasus yang dianggap istimewa.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.
2. Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Teknik Analisis Data
Banyak sekali teknis analisis dalam penelitian kualitatif. Di antaranya studi kasus, phenomenology, grounded theory, dan etnografi. Pada observasi ini, observer mengambil teknik analisis phenomenology. Dalam observasi ini, saya menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan fenomenology, karena penelitian ini terkait langsung dengan gejala yang muncul disekitar lingkungan manusia.
Ciri-ciri phenomenology :
1. Cenderung mempercayai adanya, bukan hanya objek dalam dunia kultural dan natural, tetapi juga adanya objek yang ideal.
2. Cenderung memegang teguh bahwa peneliti harus menemukan masalah dari penelitian tersebut.
3. Cenderung untuk mengetahui peranan deskripsi secara universal untuk menjelaskan sebab-akibat, maksud atau latar belakang.
Observer menggunakan teknik phenomenology karena sangat sesuai dengan keadaan dan situasi yang diamati, yaitu fenomena tentang ritual Ciamshi yang dipercaya dapat meramalkan nasib. Observer sangat ingin mengetahui jawaban dari segala pertanyaan yang tersirat. Apakah fenomena tersebut benar-benar terjadi atau hanya sekedar kabar burung dari mulut ke mulut.
BAB IV
Analisis dan Pembahasan
Analisis
Dari hasil observasi saya, banyak pengunjung yang memilih gunung kawi sebagai tempat memohon untuk mendapatkan peruntungan. Salah satu caranya adalah dengan menunggu di bawah pohon dewandaru untuk mendapatkan daun dewandaru jatuh. Karena menurut observee ketika daun dewandaru tersebut jatuh mengenai pengunjung tandanya keinginannya akan terkabul.
Dan sebaliknya apabila tidak kejatuhan daun dewandaru maka orang tersebut tidak akan pernah kaya. Namun untuk mendapatkan daun dewandaru diperlukan kesabaran, hitungannya bukan hanya jam tetapi bisa berhari-hari bahkan berbulan-bulan.
Biasanya orang yang menunggu di bawah pohon dewandaru menggunakan tikar dan mereka biasanya tidur atau menunggu di area tembok pembatas makam dan dikelilingi oleh orang-orang yang berdoa di sekitar makam.
Banyaknya cerita orang yang setelah berhasil mendapatkan daun dewandaru keinginannya terkabul menyebabkan keyakinan akan mitos pohon dewandaru. Harapan mereka biasanya meliputi ingin mendapatkan jodoh, keuangan lancar, rezeki lancar. Dan untuk mendapatkan harapan agar bisa terkabul, mereka rela menunggu di bawah pohon dewandaru sampai daun dewandaru tersebut jatuh.
Pembahasan
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran, Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.
Jadi atas dasar keyakinan yang dimiliki oleh masing-masing individu itulah yang menyebabkan pengunjung berbondong-bondong datang ke Gunung kawi untuk melakukan permohonan agar keinginan mereka dapat terkabul.
Banyak area di gunung kawi yang dijadikan tempat permohonan keinginan, salah satunya adalah pohon dewandaru. Pengunjung melakukan permohonan dengan cara menunggu di bawah pohon dewandaru sampai daun dewandaru tersebut jatuh. Mereka yang menunggu di bawah pohon dewandaru biasanya hanya membawa tikar saja sebagai alas ketika mereka duduk atau menunggu di bawah pohon.
Biasanya tujuan pengunjung menunggu di bawah pohon dewandaru adalah untuk mendapatkan peruntungan, keuangan lancar, rezeki stabil, mendapatkan jodoh, diberi kesehatan yang baik. Cara pengunjung berusaha untuk mendapatkan apa yang ingin ia dapatkan adalah dengan cara menunggu di bawah pohon dewandaru sampai daun dewandaru tersebut jatuh meskipun harus berhari-hari.
Akan tetapi banyak kendala yang dihadapi pengunjung, misalnya jarak yang jauh karena tidak semua pengunjung berasal dari sekitar malang, bahkan pengunjung kebanyakan berasal dari luar kota Malang. Kemudian karena harus berjam-jam bahkan berhari-hari untuk menunggu di bawah pohon, mereka harus rela terkena hawa malam pegunungan yang sangat dingin. Kendala selanjutnya adalah karena banyaknya pengunjung yang menunggu di bawah pohon dewandaru terkadang mereka yang akan menunggu di bawah pohon kehabisan tempat.
Dalam penelitian ini, saya menggunakan teori Keyakinan.
Keyakinan menurut Lendra adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran, Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.
Saya juga menggunakan teori Keyakinan dari fukuyama, yang menurutnya keyakinan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama-sama.
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
Berdasarkan observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa macam hal yang unik di gunung kawi, salah satunya adalah banyak pengunjung menunggu di bawah pohon dewandaru untuk mendapatkan daun dewandaru yang jatuh. Hal tersebut dilakukan bukan tanpa alasan, karena daun dewandaru yang jatuh diyakini akan mendatangkan peruntungan atau keberkahan. . Cara mendapatkannya tidak dengan mengambil langsung dari pohonnya, melainkan harus menunggu sendiri daun tersebut jatuh dari pohonnya.
Banyak pengunjung yang datang ke gunung kawi dikarenakan mereka ingin permohonan mereka terkabul meskipun banyak kendala yang dihadapi saat hendak ke gunung kawi salah satunya adalah jarak jauh karena tidak semua pengunjung berasal dari warga sekitar Malang selain itu faktor kendala lain adalah ramainya pengunjung dan cuaca.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa faktor yang membuat pengunjung datang ke gunung kawi adalah kelancaran ekonomi, jodoh, peruntungan dan lain sebagainya. Bila harapan mereka terkabul, biasanya pengunjung akan datang kembali ketempat Gunung Kawi untuk melakukan syukuran. Hal ini dilakukan sebagai ucapan terima kasih dan ucapan syukur pengunjung dan menurut subyek hal tersebut tercapai atau terkabul karena didukung dengan usaha dan kerja keras sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Keyakinan menurut Lendra adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran, Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.
Saran
Begitu banyaknya pengunjung gunung kawi , untuk mengantisipasi sebaiknya petugas pasarean lebih menertibkan pengemis dan pengamen yang berkeliaran. Sehingga area pasarean Gunung Kawi terlihat rapi, teratur, dan tetap menjadi area wisata yang sakral bagi semua pengunjung .