Film yang berkaitan dengan penyakit jiwa Skizofrenia
"A BEAUTIFUL MIND"
Dalam film A Beautifull Mind, di ceritakan kisah seorang pria yang bernama John Nash, seorang jenius dari Virginia yang merupakan salah satu penerima beasiswa Carnegie. Sosok John Nash merupakan pribadi yang sadar akan ketidakmampuannya dalam bersosialisasi dan dia pun merasa orang lain juga tak menyukainya, namun dia menyukai keadaan tersebut. John Nash memiliki teman sekamar bernama Charles Herman yang cukup dekat dengannya saat kuliah dan kembali bertemu setelah bekerja, namun terakhir diketahui bahwa ternyata keberadaan Charles Herman hanyalah sesosok Khayalan yang dibuatnya.
Awal permasalahan mulai muncul ketika John Nash berpikir bahwa dirinya di sewa oleh pemerintah melalui Wiliam Parcher untuk suatu pekerjaan rahasia karena kejeniusannya, dia melakukan pekerjaan layaknya seorang agen rahasia hingga dia mengalami suatu kejadian yang membuatnya ingin berhenti dari pekerjaannya tersebut, namun Wiliam Parcher justru melarangnya. Sehingga John Nash merasa tertekan dan merasa selalu di ikuti, dia merasa dirinya dianggap penting sehingga tidak segera dibunuh. Dan terakhir pun diketahui bahwa William Parcher dan misi rahasia itu semua hanyalah khayalan yang dibuatnya sendiri.
Istrinya, Alicia large yang merasakan kejanggalan perilaku suaminya yang menghubungi seorang psikiater yang bernama Dr. Rozen untuk mengobati suaminya. Pengobatan medis selama 10 minggu cukup mengembalikan kesehatan jiwanya, namun tidak lama penyakitnya tersebut kembali dan disinilah John Nash dibantu istrinya Alicia Large berjuang untuk melawan dan “mengabaikan” sosok khayalan yang terus berusaha mengusiknya. Meskipun sempat istrinya stress namun tetap bertahan demi sosok lelaki yang dinikahinya dan terus mendukung suaminya, Sehingga akhirnya dia mampu membedakan yang mana nyata dan yang mana delusi. Dan pada akhir cerita, dia mendapatkan nobel atas penelitiannya yang selama ini dia lakukan.
Awal permasalahan mulai muncul ketika John Nash berpikir bahwa dirinya di sewa oleh pemerintah melalui Wiliam Parcher untuk suatu pekerjaan rahasia karena kejeniusannya, dia melakukan pekerjaan layaknya seorang agen rahasia hingga dia mengalami suatu kejadian yang membuatnya ingin berhenti dari pekerjaannya tersebut, namun Wiliam Parcher justru melarangnya. Sehingga John Nash merasa tertekan dan merasa selalu di ikuti, dia merasa dirinya dianggap penting sehingga tidak segera dibunuh. Dan terakhir pun diketahui bahwa William Parcher dan misi rahasia itu semua hanyalah khayalan yang dibuatnya sendiri.
Istrinya, Alicia large yang merasakan kejanggalan perilaku suaminya yang menghubungi seorang psikiater yang bernama Dr. Rozen untuk mengobati suaminya. Pengobatan medis selama 10 minggu cukup mengembalikan kesehatan jiwanya, namun tidak lama penyakitnya tersebut kembali dan disinilah John Nash dibantu istrinya Alicia Large berjuang untuk melawan dan “mengabaikan” sosok khayalan yang terus berusaha mengusiknya. Meskipun sempat istrinya stress namun tetap bertahan demi sosok lelaki yang dinikahinya dan terus mendukung suaminya, Sehingga akhirnya dia mampu membedakan yang mana nyata dan yang mana delusi. Dan pada akhir cerita, dia mendapatkan nobel atas penelitiannya yang selama ini dia lakukan.
2. Diagnosa
Somptom +
a. Delusi (waham)
- Waham kebesaran (grandiose); subjek (john nash) memiliki keyakinan bahwa dia memiliki hubungan khusus dengan orang terkenal. Dalam kasus ini john menganggap bahwa dirinya penting dan sangat berpengetahuan, karena ia mampu memecahkan kode sandi alami. Dalam kasus ini, john diminta untuk bekerja sama dengan pihak sipil untuk membantu mencari kode sandi rahasia dalam peledakan bom yang akan dilakukan di negara Amerika. Jika ia berhasil menemukan kode sandi tersebut, maka pengeboman yang direncanakan terhadap negara Amerika akan batal. Dalam artian bahwa pengeboman di wilayah Amerika tidak akan terjadi.
- Waham kejar; subjek merasa bahwa ia selalu diikuti oleh pihak sipil. Ia merasa bahwa setiap gerak geriknya diawasi oleh pihak sipil. Ia merasa bahwa ia dimata-matai oleh pihak negara yang akan melakukan pengeboman terhadap Amerika. Ia merasa keberadaanya tidak aman, sehingga ia bermaksud untuk menolak kerja sama terhadap pihak sipil dalam upaya penyelamatan negara agar dirinya dapat selamat dari incaran teroris karena telah berusaha mencegah rencana pengeboman.
b. Halusinasi
John nash selalu melihat dan mendengar suara-suara orang yang mengawasi setiap perilakunya. Orang-orang tersebut adalah tokoh yang dimunculkan dalam khayalannya, yaitu:
• Charles Herman : teman sekamar saat di asrama
• William Parcher : pihak sipil, yang mengajaknya bekerja sama dalam mencegah pngeboman.
• Mercee : keponakan dari Charles Herman
Simptom –
1. Avolution/apati
John mengalami kesuulitan dalam melakukan aktivitasnya di rumah, ia hanya selalu duduk terdiam di kursi tanpa jelas memikirkan apa. Ia tidak melakukan pekerjaan apa pun. Dalam rumahnya ia hanya duduk dan merokok, mengurus anak, membersihkan rumah, dan bahkan mencari pekerjaan pun tidak ia lakukan..
2. Anhedonia
Ia kurang tertarik dalam berbagai aktivitas rekreasional, ia kurang mampu dalam menjalin hubungan pribadi engan seorang wanita, dan ia pun tidak begitu tertarik dengan hubungan seks.
Ia kurang tertarik dalam berbagai aktivitas rekreasional, ia kurang mampu dalam menjalin hubungan pribadi engan seorang wanita, dan ia pun tidak begitu tertarik dengan hubungan seks.
3. Asosialitas
John hanya memiliki tsedikit teman, karena ia kurang bergaul dengan lingkungan sosialnya dan bahkan kurang berminat untuk berkumpul dengan orang lain. Bahkan ia pun tidak berminat untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan orang-orang disekitar tempat tinggalnya. Ia hanya sibuk dengan dirinya sendiri.
Simtom disorganisasi
Dalam hal ini subjek memiliki perilaku aneh (bizarre), ia selalu menuliskan ide-idenya di kaca jendela, dan ia selalu mengoleksi berbagai media massa seperti koran, majallah dan mengguntingnya. Ia menganggap bahwa kesemuanya itu adalah sumber informasi baginya untuk memecahkan kode. Bahkan ia selalu mengirim surat rahasia kepada pemerintah mengenai rencana pengeboman tersebut, yang sebenarnya hanyalalah khayalannya.
John hanya memiliki tsedikit teman, karena ia kurang bergaul dengan lingkungan sosialnya dan bahkan kurang berminat untuk berkumpul dengan orang lain. Bahkan ia pun tidak berminat untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan orang-orang disekitar tempat tinggalnya. Ia hanya sibuk dengan dirinya sendiri.
Simtom disorganisasi
Dalam hal ini subjek memiliki perilaku aneh (bizarre), ia selalu menuliskan ide-idenya di kaca jendela, dan ia selalu mengoleksi berbagai media massa seperti koran, majallah dan mengguntingnya. Ia menganggap bahwa kesemuanya itu adalah sumber informasi baginya untuk memecahkan kode. Bahkan ia selalu mengirim surat rahasia kepada pemerintah mengenai rencana pengeboman tersebut, yang sebenarnya hanyalalah khayalannya.
Diagnosis
Diagnosis skizofrenia pada subjek adalah adanya waham/delusi. Dalam hal ini subjek mengalami waham kejar dan waham kebesaran. Kriteria skizofrenia dalam DSM-TR-IV(Kriteria standar yang paling banyak digunakan untuk mendiagnosa skizofrenia berasal dari American Psychiatric Association's diagnostik dan statistik Manual of Mental Disorders, versi DSM-IV-T
• Terdapat dua atau lebih simptom-simtom berikut dengan porsi waktu yang signifikan selama sekurang-kurangnya 1 bulan: waham, halusinasi, disorganisasi perilaku atau perilaku katatonik, somtom-simtom negatif
• Keberfungsian sosial dan pekerjaan menurun sejak timbulnya gangguan
• Gejala-gejala gangguan terjadi selam sekurang-kurangnya 6 bulan; sekuranng-kurangnya 1 bulan untuk simtom-simtom pada poin pertama; selebihnya simtom-simtom negatif atau simtom lain pada poin pertama dalam bentuk ringan.
o Dalam kasus John Nash dalam film ‘’a beatiful mind’’, subjek mengalami simto-simtom negatif dan positif telah lebih dari 6 bulan. Bahkan telah bertahun-tahun.
Berdasarkan pada DSM TR-IV, dengan berbagai simtom yang muncul pada subjek, maka subjek dapat diktegorikan menderita skizofrenia tipe Paranoid (Skizofrenia Paranoid) Penderita skizofrenia paranoid selalu cemas, marah, argumentatif, dan kadang kasar. Bahasa yang digunakan meskipun merujuk pada delusi, namun tidak mengalami disorganisasi.
Diagnosa banding
Simtom positif yang terdapat pada pasien skizofrenia seperti waham. Meskipun waham terjadi pada lebih dari separuh orang penderita skizofrenia namun juga terdapat pada pasien diagnosis lain seperti mania, depresi delusional, dan gangguan waham.
3. Pembahasan
Pendekatan psikologi yang digunakan dalam pembahasan ini adalah pendekatan Psikososial. Sullivan dalam Kaplan dan Sadock (2003) mengemukakan teori psikodinamika skizofrenia berdasarkan perjalanan-perjalanan klinik, di mana pusat dari psikopatologinya adalah gangguan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Lingkungan, terutama keluarga memegang peran penting dalam proses terjadinya skizofrenia. Pernyataan ini juga berlaku sebaliknya, lingkungan, terutama keluarga memegang peran penting dalam proses penyembuhan skizofrenia. Sebab, dikatakan oleh Sullivan bahwa skizofrenia merupakan hasil dari kumpulan pengalaman-pengalaman traumatis dalam hubungannya dengan lingkungan selama masa perkembangan individu (Akbar, 2008).
Titik berat penelitian-penelitian tentang dukungan sosial keluarga dan gangguan psikotik terutama skizofrenia adalah pada efek yang menghapuskan hubungan traumatik sendiri seperti pernyataan emosi, rasa kebersamaan yang semu, mencari kambing hitam dan keterikatan ganda. Aspek-aspek dukungan sosial keluarga terdiri dari empat aspek yaitu aspek informatif, aspek emosional dan aspek penilaian atau penghargaan serta aspek instrumental, sebagaimana yang dikatakan oleh House dan Kahn (1995) tersebut di atas di titik beratkan pada besar dan padatnya jaringan kerja sosial, misalnya hubungan dengan keluarga dan sifat-sifat hubungan sebelumnya (Akbar,2008).
Sama halnya dalam film A Beautifull Mind, dukungan sang istri dalam kesembuhan John Nash sangat besar dalam proses penyembuhannya. Hal ini menunjukkan bahwa kuat lemahnya dukungan sosial keluarga terhadap penderita berpengaruh terhadap tingkat kesembuhan skizofrenia. Semakin kuat dukungan sosial keluarga terhadap penderita memungkinkan semakin cepat tingkat kesembuhan skizofrenia. Sebaliknya semakin lemah dukungan sosial keluarga terhadap penderita memungkinkan semakin lama tingkat kesembuhan skizofrenia. Demikian juga halnya dengan kekambuhan skizofrenia, terkait dengan kuat lemahnya dukungan sosial keluarga.
Pemberian obat antipsikotik dapat mengurangi resiko kekambuhan, tetapi obat-obatan tersebut tidak dapat mengajarkan tentang kehidupan dan keterampilan meskipun dapat memperbaiki kualitas hidup penderita melalui penekanan gejala-gejala. Pengajaran kehidupan dan keterampilan sosial hanya mungkin didapat penderita melalui dukungan sosial keluarga. Dari penelitian didapat bahwa 45% penderita skizofrenia yang mendapat pengobatan antipsikotik akan mengalami kekambuhan dalam waktu 1 tahun pasca rawat, sedangkan penderita yang diberi plasebo 70% kambuh (Akbar, 2008).