Kamis, 14 Juni 2012

LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kualitatif
Dosen            : Intan Rahmawati

                         KEYAKINAN PENGUNJUNG TERHADAP POHON DEWANDARU
                                                                           
                                                                            BAB I
                                                                    PENDAHULUAN



Latar Belakang

  Gunung kawi merupakan wisata ritual yang sudah terkenal di Indonesia, berada di sebelah barat kota Malang, gunung Kawi berada di wilayah Desa Wonosari. Gunung kawi telah sejak lama di yakini bermanfaat bagi mereka yang telah berziarah secara khusus disana. Warga desa Wonosari umumnya bekerja di bidang perdagangan dan bidang jasa. Hal itu terlihat sepanjang perjalanan menuju kawasan gunung kawi banyak para pedagang tampak berjejer panjang. Mulai dari pedagang oleh-oleh, baju, makanan, alat-alat sembahyang khas Tionghoa, kembang untuk nyekar, hingga sajian Dewandaru.
Gunung kawi bukan hanya dikenal di masyarakat pribumi saja namun juga masyarakat tionghoa. Hal tersebut tidaklah heran, karena orang tionghoa memang dikenal dengan pribadi yang pekerja keras dan ulet terutama dalam usaha dan bisnis. Banyak sekali pengunjung dan peziarah yang datang untuk berziarah di sini. Terlebih pada hari hari tertentu seperti malam jum’at legi banyak peziarah yang datang ke sini. Tidak hanya dari wilayah malang atau jawa timur saja,tetapi juga dari berbagai daerah di nusantara bahkan sampai mancanegara.
Ada banyak hal unik yang berhubungan dengan kepercayaan yang dapat kita temukan di Gunung Kawi. Masuk ke area Pesarean Gunung Kawi, kita seperti berada di lokasi kota Tionghoa jaman dulu. Nuansa Tionghoa begitu kental di sekitar bangunan yang ada. Selain pesarean sebagai fokus utama tujuan para pengunjung, terdapat tempat-tempat lain yang dikunjungi karena dikeramatkan dan dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mendatangkan keberuntungan, antara lain yang pertama adalah Rumah padepokan Eyang Sujo, yang kedua adalah Guci Kuno (Dua buah guci kuno merupakan peninggalan Eyang Jugo. Guci kuno ini diletakkan di samping kiri pesarean. Masyarakat meyakini bahwa dengan meminum air dari guci ini akan membikin seseorang menjadi awet muda).  Hal unik ketiga yang saya temui adalah Jiam Si, Jiam Si merupakan  sebuah ritual “Meramal Nasib” dimana kita akan disuruh untuk mengocok sebuah wadah/tempat yang berisi petunjuk-petunjuk nasib kita sampai salah satu diantaranya terjatuh ke lantai, maka itulah yang menjadi “peruntungan” kita. Bila merasa bingung dengan artinya, karena kebanyakan kata-kata didalam lembar itu dikatakan secara abstrak, maka kita dapat menggunakan jasa penterjemah yang ada di bagian depan klenteng untuk mengartikan apa yang sebetulnya menjadi maksud dari lembar tersebut atau bisa juga dengan membaca artinya dari buku yang tersedia. Hal unik keempat adalah Di luar kompleks makam, ada Kelenteng Kwan Im. Lilin-lilin merah, besar, terus bernyala. Hal unik kelima yang saya temui adalah Pohon Dewandaru. Pohon yang dianggap akan mendatangkan keberuntungan. Di Gunung Kawi, daun ini merupakan harapan seseorang yang ingin kaya atau mendapat berkah. Untuk mendapatkan daun dewandaru diperlukan kesabaran, hitungannya bukan hanya jam, tetapi bisa berhari – hari, bahkan berbulan – bulan. Bila harapan mereka terkabul, biasanya mereka akan datang lagi ke Gunung Kawi untuk melakukan syukuran.


RUMUSAN MASALAH
1.    Mengapa banyak orang yang menunggu di bawah pohon atau sekitar pohon dewandaru ?
2.    Apa yang akan dilakukan pengunjung jika daun dewandaru tersebut jatuh ?
3.    Apakah benar buah yang jatuh dari pohon bisa membawa peruntungan bagi pengunjung yang menemukannya
4.    Berapa waktu yang dibutuhkan oleh pengunjung untuk menunggu daun dewandaru jatuh ?



TUJUAN PENELITIAN


1.    Untuk mengetahui penyebab pengunjung menunggu di bawah pohon atau sekitar pohon dewandaru.
2.    Untuk mengetahui hal apa yang akan pengunjung lakukan jika daun dewandaru tersebut jatuh.
3.    Untuk mengetahui jawaban atau fakta mengenai daun dewandaru yang jatuh membawa peruntungan
4.    Untuk mengetahui waktu yang pengunjung butuhkan untuk menunggu daun dewandaru jatuh.



                                                                     BAB II
                                                             KAJIAN TEORI


Fenomena mengenai pohon peruntungan  atau yang biasa disebut dengan pohon dewandaru memang sudah lama tedengar dari turun-temurun dan berakar kuat di kalangan masyarakat, buktinya adalah setiap hari banyak orang yang berbondong-bondong menunggu di bawah pohon dewandaru guna mendapatkan peruntungan atau supaya permohonannya terkabul.
Pohon dewandaru merupakan pohon tua dan dikeramatkan sekaligus dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan. Pohon itu terdapat di area pesarean Gunung Kawi, masuk wilayah Kabupaten Malang, Jatim. Masyarakat menamai pohon Dewadaru tersebut sebagai pohon pesugihan. 

Bahkan ada juga yang menamainya sebagai pohon kesabaran. Dalam keyakinan masyarakat Tiong Hoa, Dewandaru, jenisnya termasuk jenis Pohon Shianto atau pohon Dewa. Siapapun yang kejatuhan pohon ini, dipercaya bisa menjadi kaya raya. Hanya saja, untuk mendapatkan daunnya, tidak boleh dipetik atau dipanjat pohonnya dan juga tidak boleh diambil dengan galah.

Akan tetapi, yang bersangkutan harus duduk bersila, sambil terus memanjatkan doa tanpa putus sembari menunggu jatuhnya helai demi helai daun pohon keramat tersebut.  Ketika jatuh, puluhan orang yang ada di bawah, langsung berebut untuk mengambilnya.

Selanjutnya daun dibungkus dengan selembar uang, kemudian disimpan di dalam dompet. Seperti itulah satu mitos soal pohon Dewandaru, yang dipercaya daunnya bisa membuat manusia menjadi kaya raya. 

Dalam sejarahnya, pohon yang mirip pohon crème ini, ditanam oleh Eyang Jugo dan Eyang Sujo, sebagai perlambang daerah gunung Kawi dan sekitarnya aman sejahtera. Eyang Jugo dan Eyang Sujo, dimakamkan di satu liang lahat. Lokasinya, tak jauh dari tumbuhnya pohon tersedut.
Keduanya dulunya merupakan pejuang, bala tentara Pangeran Diponegoro. Eyang Jugo atau Kyai Zakaria II dan Eyang Sujo Atau Raden Mas Iman Sudjono adalah Bhayangkara terdekat Pangeran Diponegoro.
Pada tahun 1830 saat perjuangan terpecah belah oleh siasat adu domba kompeni, dan Pangeran Diponegoro tertangkap kemudian diasingkan ke Makassar. Sedangkan Eyang Jugo dan Eyang Sujo mengasingkan diri ke wilayah gunung Kawi itu.
Ada mitos yang diyakini oleh peziarah di kompleks pemakaman Gunung Kawi ini, yakni siapa saja yang mendapat buah atau daun dari pohon dewandaru ini akan lancar rezekinya. Tidak boleh memetik sendiri, harus menunggu daun atau buahnya jatuh sendiri.
Pohon yang oleh sebagian orang diyakini adalah tongkat dari Raden Mas Imam Sujono, alias Mbah Sujo yang ditancapkan dan berubah menjadi pohon. Ada pula yang meyakini pohon ini ditanam oleh kedua tokoh sebagai penanda bila daerah Gunung Kawi subur, tentram dan wilayah yang aman.
Karena itulah banyak masyarakat baik keturunan tionghoa atau masyarakat biasa yang datang dari berbagai pelosok daerah untuk menunggu kejatuhan daun atau buahnya. Mengharap ada berkah kelancaran rezeki yang didapat.

Banyak orang yang datang dari berbagai wilayah dan etnis termasuk salah satunya warga keturunan Cina berkunjung ke Gunung kawi dengan maksud untuk mendapatkan peruntungan atau kekayaan.
Banyak pengunjung yang mengunjungi tempat di area sekitar gunung kawi dengan maksud untuk mendapatkan peruntungan, salah satu caranya adalah dengan menunggu di bawah atau area sekitar pohon dewandaru. Para pengunjung menunggu di bawah pohon dewandaru karena mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan daun dewandaru. Cara mendapatkannya tidak dengan mengambil langsung dari pohonnya, melainkan harus menunggu sendiri daun tersebut jatuh dari pohonnya.
Biasanya ketika daun dewandaru tersebut jatuh, banyak pengunjung lainnya yang saling berebut untuk mendapatkannya. Hal yang akan mereka lakukan ketika kejatuhan daun dewandaru adalah memungutnya atau yang ingin dimanfaatkan sebagai jimat, biasanya daun tersebut dibungkus dengan selembar uang kemudian disimpan di dalam dompet.
Mengenai fakta mengenai apakah benar daun yang jatuh dari pohon dewandaru bisa  mendatangkan peruntungan masih dipertanyakan sampai saat ini, karena hal itu tergantung dari keyakinan dan kepercayaan orang.
Dan untuk mendapatkan daun dewandaru jatuh itu tidak mudah dan membutuhkan kesabaran karena harus menunggu sampai daun tersebut jatuh sendiri. Hitungannya bukan hanya jam, tetapi bisa berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Bila harapan mereka terkabul, biasanya pengunjung atau peziarah akan datang kembali ketempat Gunung Kawi untuk melakukan syukuran.



                                                                        BAB III
                                                     METODOLOGI PENELITIAN

Cara pemilihan subjek


Dalam observasi ini, saya menggunakan teknik pemilihan subyek dalam bentuk Pengambilan Sampel Kritis ( Critical case sampling ) dimana strategi pengambilan sampel kritis ini dimaksudkan untuk memperoleh penjelasan melalui kasus – kasus yang dianggap kritis. Kritis di sini diartikan sebagai keadaan yang “istimewa” baik karena keunggulannya maupun karena keterbelakangannya. Misalnya saja dalam observasi ini saya selaku observer bermaksud mengamati dan meneliti motif apa yang pengunjung lakukan menunggu di bawah pohon dewandaru. Lalu saya menggunakan teknik pengambilan sampel kritis dalam penelitian yang saya lakukan.motif yang saya anggap istimewa adalah keyakinan pengunjung terhadap pohon dewandaru. saya mengambil pohon dewandaru sebagai  sesuatu yang istimewa karena sejak dahulu hingga saat ini mitos mengenai pohon dewandaru dengan keistimewaan yang terletak di daunnya tersebut tidak pernah pudar, bahkan sekarang ini semakin marak orang berbondong-bondong datang ke gunung kawi selain melakukan ziarah ke makam, mereka juga melakukan ritual di bawah pohon dewandaru untuk mendapatkan daun dewandaru tersebut jatuh karena mereka percaya dan meyakini bahwa daun tersebut membawa keberkahan. Jadi, keyakinan saya gunakan sebagai sampel.dalam hal ini disebut sebagai sampel kritis karena dimaksudkan untuk memperoleh penjelasan melalui kasus yang dianggap istimewa.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data, yaitu :
1.       Wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.
2.       Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.


Teknik Analisis Data

Banyak sekali teknis analisis dalam penelitian kualitatif. Di antaranya studi kasus, phenomenology, grounded theory, dan etnografi. Pada observasi ini, observer mengambil teknik analisis phenomenology. Dalam observasi ini, saya menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan fenomenology, karena penelitian ini terkait langsung dengan gejala yang muncul disekitar lingkungan manusia.

    Ciri-ciri phenomenology :
1.    Cenderung mempercayai adanya, bukan hanya objek dalam dunia kultural dan natural, tetapi juga adanya objek yang ideal.
2.    Cenderung memegang teguh bahwa peneliti harus menemukan masalah dari penelitian tersebut.
3.    Cenderung untuk mengetahui peranan deskripsi secara universal untuk menjelaskan sebab-akibat, maksud atau latar belakang.
    Observer menggunakan teknik phenomenology karena sangat sesuai dengan keadaan dan situasi yang diamati, yaitu fenomena tentang ritual Ciamshi yang dipercaya dapat meramalkan nasib. Observer sangat ingin mengetahui jawaban dari segala pertanyaan yang tersirat. Apakah fenomena tersebut benar-benar terjadi atau hanya sekedar kabar burung dari mulut ke mulut.



                                                                          BAB IV
                                                              Analisis dan Pembahasan


Analisis

Dari hasil observasi saya, banyak pengunjung yang memilih gunung kawi sebagai tempat memohon untuk mendapatkan peruntungan. Salah satu caranya adalah dengan menunggu di bawah pohon dewandaru untuk mendapatkan daun dewandaru jatuh. Karena menurut observee ketika daun dewandaru tersebut jatuh mengenai pengunjung tandanya keinginannya akan terkabul.
Dan sebaliknya apabila tidak kejatuhan daun dewandaru maka orang tersebut tidak akan pernah kaya. Namun untuk mendapatkan daun dewandaru diperlukan kesabaran, hitungannya bukan hanya jam tetapi bisa berhari-hari bahkan berbulan-bulan.
Biasanya orang yang menunggu di bawah pohon dewandaru menggunakan tikar dan mereka biasanya tidur atau menunggu di area tembok pembatas makam dan dikelilingi oleh orang-orang yang berdoa di sekitar makam.
Banyaknya cerita orang yang setelah berhasil mendapatkan daun dewandaru keinginannya terkabul menyebabkan keyakinan akan mitos pohon dewandaru. Harapan mereka biasanya meliputi ingin mendapatkan jodoh, keuangan lancar, rezeki lancar. Dan untuk mendapatkan harapan agar bisa terkabul, mereka rela menunggu di bawah pohon dewandaru sampai daun dewandaru tersebut jatuh.


Pembahasan

Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran, Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.
Jadi atas dasar keyakinan yang dimiliki oleh masing-masing individu itulah yang menyebabkan pengunjung berbondong-bondong datang ke Gunung kawi untuk melakukan permohonan agar keinginan mereka dapat terkabul.
Banyak area di gunung kawi yang dijadikan tempat permohonan keinginan, salah satunya adalah pohon dewandaru. Pengunjung melakukan permohonan dengan cara menunggu di bawah pohon dewandaru sampai daun dewandaru tersebut jatuh. Mereka yang menunggu di bawah pohon dewandaru biasanya hanya membawa tikar saja sebagai alas ketika mereka duduk atau menunggu di bawah pohon.
Biasanya tujuan pengunjung menunggu di bawah pohon dewandaru adalah untuk mendapatkan peruntungan, keuangan lancar, rezeki stabil, mendapatkan jodoh, diberi kesehatan yang baik. Cara pengunjung berusaha untuk mendapatkan apa yang ingin ia dapatkan adalah dengan cara menunggu di bawah pohon dewandaru sampai daun dewandaru tersebut jatuh meskipun harus berhari-hari.
Akan tetapi banyak kendala yang dihadapi pengunjung, misalnya jarak yang jauh karena tidak semua pengunjung berasal dari sekitar malang, bahkan pengunjung kebanyakan berasal dari luar kota Malang. Kemudian karena harus berjam-jam bahkan berhari-hari untuk menunggu di bawah pohon, mereka harus rela terkena hawa malam pegunungan yang sangat dingin. Kendala selanjutnya adalah karena banyaknya pengunjung yang menunggu di bawah pohon dewandaru terkadang mereka yang akan menunggu di bawah pohon kehabisan tempat.

Dalam penelitian ini, saya menggunakan teori Keyakinan.

Keyakinan menurut Lendra adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran, Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.
Saya juga menggunakan teori Keyakinan dari fukuyama, yang menurutnya keyakinan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama-sama.




                                                                           BAB V
                                                         KESIMPULAN dan SARAN


          Berdasarkan observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa macam hal yang unik di gunung kawi, salah satunya adalah banyak pengunjung menunggu di bawah pohon dewandaru untuk mendapatkan daun dewandaru yang jatuh. Hal tersebut dilakukan bukan tanpa alasan, karena daun dewandaru yang jatuh diyakini akan mendatangkan peruntungan atau keberkahan. . Cara mendapatkannya tidak dengan mengambil langsung dari pohonnya, melainkan harus menunggu sendiri daun tersebut jatuh dari pohonnya.
Banyak pengunjung yang datang ke  gunung kawi dikarenakan mereka ingin permohonan mereka terkabul meskipun banyak kendala yang dihadapi saat hendak ke gunung kawi salah satunya adalah jarak jauh karena tidak semua pengunjung berasal dari warga sekitar Malang selain itu faktor kendala lain adalah ramainya pengunjung dan cuaca.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa faktor yang membuat pengunjung datang ke gunung kawi adalah kelancaran ekonomi, jodoh, peruntungan dan lain sebagainya. Bila harapan mereka terkabul, biasanya pengunjung akan datang kembali ketempat Gunung Kawi untuk melakukan syukuran. Hal ini dilakukan sebagai ucapan terima kasih dan ucapan syukur pengunjung dan menurut subyek hal tersebut tercapai atau terkabul karena didukung dengan usaha dan kerja keras sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Keyakinan menurut Lendra adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran, Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.

                                                                     Saran

    Begitu banyaknya pengunjung gunung kawi , untuk mengantisipasi  sebaiknya petugas pasarean lebih menertibkan pengemis dan pengamen yang berkeliaran. Sehingga area pasarean Gunung Kawi terlihat rapi, teratur, dan tetap menjadi area wisata yang sakral bagi semua pengunjung .

Jumat, 13 April 2012

Laporan Observasi Psikodiagnostik II


                                             LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI

     “PERILAKU AGRESIVITAS DAN PROSOSIAL PADA ANAK DAY-CARE DI TK      GOLDEN  ISLAMIC KIDS-PLUS”


Latar Belakang

Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan awal bagi anak sebelum memasuki sekolah.
Anak TK yang sedang berkembang sering berhadapan dengan berbagai hal, seperti perubahan dari suasana rumah yang serba dimanja dan relatif bebas ke suasana  sekolah yang relatif beraturan. Mereka dihadapkan pada situasi lingkungan sosial yang berbeda dengan lingkungan keluarga. Mereka harus berinteraksi dengan orang lain yang belum terlibat secara intim sebagaimana dalam keluarga. Menghadapi perubahan tersebut tiap-tiap anak memperlihatkan perilaku yang berbeda-beda. Ada diantara mereka yang mengartikan perubahan lingkungan tersebut sebagai tekanan dan hukuman yang harus dihadapi seperti menghadapi rintangan-rintangan sosial yang baru mereka ini  tidak jarang mengalami kesulitan dalam penyesuian  diri dengan lingkungan yang baru tersebut, dan kesulitan tersebut menimbulkan problem-problem perilaku dalam proses belajarnya.
Masalah perilaku agresif anak bukanlah menjadi suatu masalah yang baru
bagi orang tua dan guru. Tetapi masalah perilaku merupakan masalah yang sangat
penting bagi pertumbuhan, perkembangan dan masa depan anak. Bila tidak
ditangani dengan baik dan benar, perilaku agresif dapat berdampak negatif pada
kehidupan anak di kemudian hari. Dikatakan bahwa sikap agresi anak pada umur
enam atau tujuh tahun dapat menetap pada anak itu sampai anak tersebut dewasa.
Bayangkan betapa dampak yang sangat merugikan bila kita tidak dengan
sungguh-sungguh mengatasi sikap anak karena tentunya sangat mempengaruh
masa depan anak tersebut.
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi sikap anak,
tetapi kita tentulah harus berhati-hati apakah malah dapat menimbulkan masalah
baru bagi anak di kemudian hari. Memberikan hukuman bukanlah suatu solusi
yang baik, untuk mengatasi sikap anak, malah sebaliknya dapat memperburuk
keadaan. Anak yang mendapatkan hukuman secara fisik, akan cenderung
meningkatkan agresif anak .

Perilaku prososial yaitu suatu kegiatan menolong orang lain dimana pelaku tidak mendapatkan keuntungan fisik secara langsung, bahkan dapat mendatangkan resiko pada pelaku. Perilaku prososial memiliki beberapa ciri,yaitu : (a) Berbagi; (b) Bekerjasama; (c) Menolong; (d) bertindak jujur; (e) kepedulian terhadap orang lain, sebagaimana diukur oleh skala perilaku prososial. Semakin tinggi skor perilaku prososial maka semakin tinggi pula jiwa sosial anak, semakin rendah perilaku prososial anak maka semakin rendah jiwa sosial anak.
Secara umum dapat disimpulkan adanya dua faktor yang dapat mempengaruhi perilaku prososial, yaitu faktor situasional dan faktor karakteristik sipenolong. Faktor situasi yang mempengaruhi perilaku prososial adalah kehadiran orang lain, pengorbanan yang harus dikeluarkan, pengalaman dan suasana hati, kejelasan stimulus, norma-norma sosial, dan hubungan antara calon penolong dengan calon korban. Faktor kepribadian yang mempengaruhi perilaku prososial adalah seif-gain, suasana hati, rasa  bersalah, distress diri dan rasa empatik.


SUBJEK



1.    Subjek yang kami observasi adalah anak TK yang berada di TK Golden Islamic Kids, diantaranya adalah:

        -    Nama                            : Bella
        -    Tempat,tanggal lahir       : Malang, 20 Juni 2009

2.    -     Nama                            : Nasya
       -    Tempat,tanggal lahir        : Malang, 10 Oktober 2006

3.    -     Nama                            : Sesa
       -    Tempat,tanggal lahir        : Malang, 28 Agustus 2009

4.    -     Nama                           : Chacha
       -    Tempat,tanggal lahir        : Malang, 1 Februari 2008



RENCANA OBSERVASI

Dalam hal ini ada tiga contoh kegiatan observasi yang akan dilakukan, yaitu
sebagai berikut:

Dalam tahap perencanaan ini pertama-tama merumuskan tujuan:


1. Rumusan Observasi


Apa saja aktifitas yang dimunculkan dalam anak day-care tersebut khususnya dalam perilaku agresi dan prososial.

2. Tujuan observasi sebagai berikut:


Mengobservasi Bella, Nasya,Sesa, Chaca yang merupakan murid dari TK Golden Islamic Kids-Plus yang bertingkah laku agresif sekaligus mengobservasi perilaku prososial yang terjadi terhadap mereka.

3. Instrumen Observasi yang Digunakan


    Instrumen Observasi yang Digunakan
Instrumen Observasi (Indikator Perilaku Agresifitas dan prososial)
Dalam menjalankan kegiatan, kami telah berpatokan kepada indikator yang telah kami buat, dan bila perilaku yang dimunculkan pada anak day-care ada yang sesuai dengan indikator tersebut, kami hanya tinggal melakukan cheklist (centang) untuk mendokumentasikannya.


Instrumen Observasi (Indikator tingkahlaku pada murid) :
Perilaku Agresivitas
1.    Apakah anak mendorong teman ketika bermain?
2.    Apakah anak memukul teman tanpa alasan?
3.    Apakah anak berkelahi dengan teman?
4.    Apakah anak menyerang dengan kaki?
5.    Apakah anak menyerang dengan tangan?
6.    Apakah anak menggunakan tubuhnya untuk mengganggu teman yang lain?
7.    Apakah anak mencubit ?
8.    Apakah anak mencakar ?
9.    Apakah anak menjambak ?
10.     Apakah anak mencaci atau mengejek teman lain?
11.    Apakah anak berbicara kotor dengan teman atau guru?
12.    Apakah anak memanggil teman dengan sebutan yang tidak sewajarnya?
13.    Apakah anak merusak alat permainan milik teman?
14.    Apakah anak mengganggu kelompok atau anak lain?
15.    Apakah anak berteriak-teriak?
16.    Apakah anak membuat kegaduhan?
17.    Apakah anak menjerit-jerit?
18.    Apakah anak melempar/membanting barang?

     
Perilaku Prososial
19.    Apakah anak bersedia membagi miliknya dengan teman?
20.    Apakah anak meminjamkan barang dengan senang hati ?
21.    Apakah anak berbagi mainan dengan teman?
22.    Apakah anak saling membantu sesama teman yang lainnya ?
23.    Apakah anak bergotong royong membersihkan kelas/sekolah?
24.    Apakah anak bekejasamamembersihkan mainan yang digunakan?
25.    Apakah anak memberikan bantuan terhadap teman yang membutuhkan ?
26.    Apakah anak membantu teman yang jatuh ?
27.    Apakah anak membantu pekerjaan teman ?
28.    Apakah ana membagi bekal makanan ?
29.    Apakah anak suka menyendiri ?
30.    Apakah anak suka bermain dan bergaul dengan teman ?
31.    Bagaimana anak memulai percakapan ?
32.    Bagaimana anak bergabung dengan teman lainnya ?
33.    Apakah anak mengerjakan sesuatu sendiri ?
34.    Apakah anak suka meminta bantuan oranglain ?
35.    Apakah anak tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tanpa bantuan ?
36.    Apakah anak berangkat dan pulang sendiri ?


 Pelaksanaan Observasi
Setelah mengadakan konsultasi sebelumnya dengan pihak yayasan atau kepala sekolah TK Islamic Kids-Plus, akhirnya kami diijinkan untuk melaksanakan observasi pada hari Selasa, 3 April 2012 pukul 08.30 – 12.00 dan hari Kamis, 5 April 2012 pukul 08.00 – 09.30 WIB.
Untuk pelaksanaan observasi ini, kami berbaur dengan anak-anak yang lain, baik ketika belajar maupun bermain.


Observasi pertama

Tanggal observasi dilaksanakan: Selasa, 3 April 2012
 Waktu observasi dimulai: 08.00
Waktu observasi diakhiri: 12.00
Observasi ini dilakukan di:
-    Ruang Kelas TK Golden Islamic Kids-Plus
-    Taman bermain
Jumlah anak-anak yang hadir selama observasi:
4 orang anak-anak
Identitas anak/dikenal dengan: Bella,Nasya,Sesa, Chacha
Usia anak :
-    Bella        : 3 tahun
-    Nasya      :  6 tahun
-    Sesa         :  3 tahun
-    Chacha    :  4 tahun

Jenis kelamin:
 
-    Bella        : Perempuan
-    Nasya      :  Perempuan
-    Sesa         :  Perempuan
-    Chacha    :  Perempuan

 
+ Tujuan dan maksud observasi ini:


Mengobservasi Bella, Nasya, Sesa , dan Chaca yang bertingkah laku agresif dan juga mengobservasi perilaku prososial ketika mereka sedang belajar maupun sedang bermain.

+ Metode/Teknik yang digunakan: Deskripsi bebas

+ Metode Pengamatan : Participan. Karena dalam penelitian ini kami terlibat pada subjek yang dijadikan objek penelitian, kami ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diamati. Misalnya datang kelokasi penelitian, ikut berpartisipasi dalam kegiatan mereka sambil melakukan pengamatan. observer memutuskan untuk melakukan observasi anak TK di TK Islamic Kids ini adalah karena kami ingin mengetahui perilaku agresivitas dan perilaku prososial yang dilakukan oleh anak-anak tersebut. Selain mengamati,observer ikut dalam kegiatan yang dilakukan anak-anak TK tersebut, tetapi observer tak mempengaruhi anak-anak TK itu untuk mengubah perilakunya. Perilaku yang ditunjukkan oleh anak-anak yang menjadi objek penelitian kami itu bersifat alami atau tidak dibuat-buat.
Berdasarkan Tingkat Keterlibatan Peneliti : Disini, kami berperan sebagai peserta karena kami juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan mereka. (observer partisipan)
Berdasarkan cara pengamatan: tergolong pengamatan berstruktur. Jadi, apa yang mau diamati telah kami rencanakan sebelumnya secara sistematis sehingga isi pengamatan  berpedoman kepada format pencatatan.

Alat Pengamatan : kami menggunakan alat pengamatan berupa kertas berupa daftar checklist dan pulpen (alat tulis) untuk mencatat hasil pengamatan/ penelitian. Alasan kami menggunakan alat dasar berupa kertas dan pulpen ini agar praktis saat mengobservasi.


Latar observasi ini:

Bella, Nasya,Sesa, dan Chacha baru masuk ke dalam kelas. Dan didalam kelas, Bella duduk disamping guru, Nasya, Sesa, dan Chacha duduk disamping obsever.
Bella yang sedang belajar mewarnai didampingi oleh 1 guru pengajar, Nasya yang diberi tugas oleh guru untuk belajar menulis huruf karena semester depan akan memasuki sekolah dasar. Sesa dan Chacha yang menungu giliran untuk diberi tugas oleh gurunya.
Cuaca di pagi hari itu cukup cerah. Suasana lingkungan sekitar tidak gaduh. Anak-anak tampak
senang di kelas,  walaupun ada beberapa anak yang terlihat masih bad mood (Sesa dan Chacha),suasananya belajar sambil bermain.

Deskripsi Hasil Observasi, sebagai berikut :

Berdasarkan hasil observasi, Dari sisi tingkah laku agresivitas,keempat anak tersebut (Bella,Nasya,Sesa, dan Chacha) menujukkan beberapa perilaku agresif,misalnya :

1.    Bella : Bella yang merupakan tipe anak yang kurang dalam berkomunikasi dengan teman sebayanya,menujukkan perilaku agresif seperti melempar/membanting barang dengan tanpa alasan.
2.    Nasya : Nasya merupakan anak yang ceria ketika ia bermain dengan teman ataupun dengan pengajar, tetapi disisi lain ia cenderung tidak percaya diri. Nasya menunjukkan perilaku agresif seperti mendorong temannya ketika bermain.
3.    Sesa : Sesa merupakan anak yang pemalu terutama terhadap orang yang baru dikenalnya, ia lebih banyak diam, tetapi sesekali ia menunjukkan perilaku agresif seperti ia menyerang temannya dengan menggunakan tangannya. Perilaku agresif kedua yang ditunjukkan adalah ia berteriak-teriak ketika ia menginginkan sesuatu.
Perilaku agresif ketiga yang ditunjukkan adalah ia menjerit-jerit ketika bermain,aatupun sedang berlari mengejar temannya.
4.    Chacha : Pertemuan awal dengan Chacha, chacha menunjukkan sikap yang tidak peduli dan cenderung pemalu, dengan melakukan pendekatan ketika bermain, terlihat sosok Chacha yang begitu ceria.
Nasya menunjukkan perilaku agresif seperti ketika bermain dengan temannya, ia mendorong temannya ketika akan naik di tempat ayunan.
Perilaku agresif kedua yang ditunjukkan adalah menjambak rambut temannya ketika berselisih paham/pendapat.
Perilaku agresif ketika yang ditunjukkan adalah berteriak-teriak dan menjerit-jerit ketika ia sedang bermain dengan temannya.

Selain itu, kami juga melakukan observasi dari sisi perilaku Prososial terhadap keempat anak yang menjadi subjek penelitian kami (Bella,Nasya,Sesa,Chacha) :

1.    Bella : menunjukkan perilaku prososial antara lain dengan ia bersedia membagi miliknya dengan teman  dan ia meminjamkan apa yang menjadi miliknya tersebut dengan senang hati (Bella meminjamkan crayon warna kepada Sesa ketika saat pelajaran mewarnai).
Perilaku prososial kedua yang ditunjukkan adalah ia mampu bekerjasama dengan bergotong-roong membersihkan kelas dan juga mainan yang baru selesai dipergunakan saat bermain.
Perilaku prososial ketiga yang ditunjukkan adalah ia mempunyai jiwa kepedulian terhadap sesama, misalnya Bella membantu pekerjaan temannya dan juga ia mau untuk dan senang hati berbagi bekal makanan dengan temannya.
Perilaku prososial keempat yang ditunjukkan adalah ia mempunyai sosialisasi yang baik dengan temannya, contohnya Bella suka bermain dan bergaul dengan temannya. Selain itu ketika bermain atau saat pelajaran, ia suka memulai percakapan dengan temannya.
Perilaku prososial kelima yang ditunjukkan adalah ia suka meminta bantuan oranglain.

2.    Nasya : menunjukkan perilaku prososial antara lain dengan ia bersedia membagi miliknya dengan teman  dan ia meminjamkan apa yang menjadi miliknya tersebut dengan senang hati.
Perilaku prososial kedua yang ditunjukkan adalah ia mempunyai jiwa kepedulian terhadap sesama, misalnya Bella membantu pekerjaan temannya dan juga ia mau untuk dan senang hati berbagi bekal makanan dengan temannya.
Perilaku prososial ketiga yang ditunjukkan adalah ia mulai memiliki kemandiriin seperti contoh ia biasa mengerjakan sesuatu sendiri, itu terlihat dari tingkahlaku yang kami amati darinya.

3.    Sesa : menunjukkan perilaku prososial antara lain dengan ia suka meminta bantuan orang lain ( contoh : ketika Sesa selesai bermain kuda-kudaan,ia tidak bisa mengembalikan alat mainan tersebut ke tempat semula,ia masih meminta bantuan kepada Chacha yang pada saat itu sedang bermain bersamanya), dan juga ia belum bisa menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh guru kepadanya.

4.    Chacha : menunjukkan perilaku prososial antara lain dengan ia mulai bisa membangun kerjasama dengan temannya, misalnya ia bekerjasama membersihkan mainan yang baru selesai dipergunakan. Perilaku prososial kedua yang ditunjukkan adalah ia mempunyai jiwa kepedulian terhadap sesama, misalnya Chacha membantu pekerjaan temannya (ia membantu saat Nasya sedang mewarnai, ia berusaha untuk membantu memilih warna apa yang cocok untuk gambar kuda tersebut).
Perilaku prososial ketiga yang ditunjukkan adalah ia memberikan bantuan terhadap teman yang membutuhkan (hal tersebut terlihat ketika Sesa tidak bisa mengembalikan permainan kuda-kudaan yang baru selesai dipergunakan saat bermain,kemudian dengan senang hati Chacha membantu Sesa untuk mengembalikan permainan kuda tersebut ke tempat semula).

KESIMPULAN
Menurut hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak yang menjadi subjek observasi kami memiliki sisi perilaku agresifitas dan prososial.
Perilaku agresifitas yang ditunjukkan oleh anak tersebut dapat berupa seperti mendorong teman ketika bermain, melempar/membanting barang, menyerang dengan tangan, berteriak-teriak, menjerit-jerit, dan menjambak.
Kemudian dari sisi perilaku prososial yang ditunjukkan oleh anak tersebut dapat berupa seperti beresedia membagi miliknya dengan teman, meminjamkan barang-barang dengan senang hati, bergotong-royong membersihkan kelas,membantu pekerjaan teman, berbagi bekal makanan. Selain itu mereka juga mempunyai tingkat sosialisasi yang cukup baik, hal tersebut ditunjukkan dengan anak suka bermain dan bergaul dengan teman-temannya. Dari tingkat kemandirian, ada yang sudah bisa mengerjakan sesuatu sendiri, tetapi juga ada tidak bisamenyelesaikan pekerjaan tanpa bantuan.




SARAN

Berdasarkan hasil observasi terhadap keempat anak yang saya observasi 
(Bella,Nasya,Sesa,Chacha )dengan perilaku agresif dan prososial ada beberapa saran yang ingin saya sampaikan terutama untuk orangtua dan guru yang mengajar di TK Golden Islamic Kids-Plus :

-    Bella : Anak membutuhkan alat atau sarana untuk menemani daya konsentrasinya yang masih kurang dan butuh komunikasi intens.
-    Nasya : Anak membutuhkan motivasi dan ajakan yang mempengaruhi rasa percaya diri.
-    Sesa : Karena Sesa masih merupakan anak yang baru di TK tersebut, ia masih perlu adaptasi dan pendampingan melalui permainan.
-    Chacha : Anak sudah mengerti pelajaran classical tetapi masih butuh pendampingan karena masih    gampang terpengaruh oleh teman yang berulah.
-    Untuk fungsi-fungsi mental, dimana mereka cepat lupa atau beralih perhatian.
      Sebaiknya dalam proses pembelajarannya, berikan informasi yang jelas dan mudah
     dimengerti anak, dan ciptakan suasana proses belajar-mengajar yang menarik anak,
      misalnya melalui media/alat peraga yang menarik minat/perhatian anak.
-    Untuk fungsi-fungsi sosial-emosi, biasakan anak bekerjasama dengan anakanak
      lainnya, berikan petunjuk/aturan main yang jelas (dalam bermain bersama),
      berikan penguatan baik dengan kata-kata (bagus, pintar), maupun dengan sentuhan
      (mengelus-elus, dengan isyarat-isyarat tubuh/mimik/mengagukan kepala), atau
      sesekali dengan memberikan hadiah yang bermanfaat bagi anak (misal pensil, atau
      buku) ketika anak dapat melakukan sesuatu tugas dengan baik, untuk hal ini perlu
      kehati-hatian dan kejelian guru melihat situasi dan momennya yang tepat.

Selasa, 27 Maret 2012

Psikiatri (penyakit jiwa skizofrenia)

Film yang berkaitan dengan penyakit jiwa Skizofrenia

"A BEAUTIFUL MIND"
 
Dalam film A Beautifull Mind, di ceritakan kisah seorang pria yang bernama John Nash, seorang jenius dari Virginia yang merupakan salah satu penerima beasiswa Carnegie. Sosok John Nash merupakan pribadi yang sadar akan ketidakmampuannya dalam bersosialisasi dan dia pun merasa orang lain juga tak menyukainya, namun dia menyukai keadaan tersebut. John Nash memiliki teman sekamar bernama Charles Herman yang cukup dekat dengannya saat kuliah dan kembali bertemu setelah bekerja, namun terakhir diketahui bahwa ternyata keberadaan Charles Herman hanyalah sesosok Khayalan yang dibuatnya.
Awal permasalahan mulai muncul ketika John Nash berpikir bahwa dirinya di sewa oleh pemerintah melalui Wiliam Parcher untuk suatu pekerjaan rahasia karena kejeniusannya, dia melakukan pekerjaan layaknya seorang agen rahasia hingga dia mengalami suatu kejadian yang membuatnya ingin berhenti dari pekerjaannya tersebut, namun Wiliam Parcher justru melarangnya. Sehingga John Nash merasa tertekan dan merasa selalu di ikuti, dia merasa dirinya dianggap penting sehingga tidak segera dibunuh. Dan terakhir pun diketahui bahwa William Parcher dan misi rahasia itu semua hanyalah khayalan yang dibuatnya sendiri.
Istrinya, Alicia large yang merasakan kejanggalan perilaku suaminya yang menghubungi  seorang psikiater yang bernama Dr. Rozen untuk mengobati suaminya. Pengobatan medis selama 10 minggu cukup mengembalikan kesehatan jiwanya, namun tidak lama penyakitnya tersebut kembali dan disinilah John Nash dibantu istrinya Alicia Large berjuang untuk melawan dan “mengabaikan” sosok khayalan yang terus berusaha mengusiknya. Meskipun sempat istrinya stress namun tetap bertahan demi sosok lelaki yang dinikahinya dan terus mendukung suaminya, Sehingga akhirnya dia mampu membedakan yang mana nyata dan yang mana delusi. Dan pada akhir cerita, dia mendapatkan nobel atas penelitiannya yang selama ini dia lakukan.

2.       Diagnosa
Somptom +
a.       Delusi (waham)
-          Waham  kebesaran (grandiose); subjek (john nash) memiliki keyakinan bahwa dia memiliki hubungan khusus dengan orang terkenal. Dalam kasus ini john menganggap bahwa dirinya penting dan sangat berpengetahuan, karena ia mampu memecahkan kode sandi alami. Dalam kasus ini, john diminta untuk bekerja sama dengan pihak sipil untuk membantu mencari kode sandi rahasia dalam peledakan bom yang akan dilakukan di negara Amerika. Jika ia berhasil menemukan kode sandi tersebut, maka pengeboman yang direncanakan terhadap negara Amerika akan batal. Dalam artian bahwa pengeboman di wilayah Amerika  tidak akan terjadi.
-          Waham  kejar; subjek merasa bahwa ia selalu diikuti oleh pihak sipil. Ia merasa bahwa setiap gerak geriknya diawasi oleh pihak sipil. Ia merasa bahwa ia dimata-matai oleh pihak negara yang akan melakukan pengeboman terhadap Amerika. Ia merasa keberadaanya tidak aman, sehingga ia bermaksud untuk menolak kerja sama terhadap pihak sipil dalam upaya penyelamatan negara agar dirinya dapat selamat dari incaran teroris karena telah berusaha mencegah rencana pengeboman.
b.       Halusinasi
John nash selalu melihat dan  mendengar suara-suara orang yang mengawasi setiap perilakunya. Orang-orang tersebut adalah tokoh yang dimunculkan dalam khayalannya, yaitu:
•    Charles Herman       :     teman sekamar saat di asrama
•    William Parcher        :     pihak sipil, yang mengajaknya bekerja sama dalam mencegah pngeboman.
•    Mercee                    :     keponakan dari Charles Herman

Simptom –
1.    Avolution/apati
John mengalami kesuulitan dalam melakukan aktivitasnya di rumah, ia hanya selalu duduk terdiam di kursi tanpa jelas memikirkan apa. Ia tidak melakukan pekerjaan apa pun. Dalam rumahnya ia  hanya duduk dan merokok, mengurus anak, membersihkan rumah, dan bahkan mencari pekerjaan pun tidak ia lakukan..    
2.   Anhedonia
Ia kurang tertarik dalam berbagai aktivitas rekreasional, ia kurang mampu dalam menjalin hubungan pribadi engan seorang wanita, dan ia pun tidak begitu tertarik dengan hubungan seks.
3.    Asosialitas
John hanya memiliki tsedikit teman, karena ia kurang bergaul dengan lingkungan sosialnya dan bahkan kurang berminat untuk berkumpul dengan orang lain. Bahkan ia pun tidak berminat untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan orang-orang disekitar tempat tinggalnya. Ia hanya sibuk dengan dirinya sendiri.
Simtom disorganisasi
Dalam hal ini subjek memiliki perilaku aneh (bizarre), ia selalu menuliskan ide-idenya di kaca jendela, dan ia selalu mengoleksi berbagai media massa seperti koran, majallah dan mengguntingnya. Ia menganggap bahwa kesemuanya itu adalah sumber informasi baginya untuk memecahkan kode. Bahkan ia selalu mengirim surat rahasia kepada pemerintah mengenai rencana pengeboman tersebut, yang sebenarnya hanyalalah khayalannya.

Diagnosis

Diagnosis skizofrenia pada subjek adalah adanya waham/delusi. Dalam hal ini subjek mengalami waham kejar dan waham kebesaran. Kriteria skizofrenia dalam DSM-TR-IV(Kriteria standar yang paling banyak digunakan untuk mendiagnosa skizofrenia berasal dari American Psychiatric Association's diagnostik dan statistik Manual of Mental Disorders, versi DSM-IV-T
•    Terdapat dua atau lebih simptom-simtom berikut dengan porsi waktu yang signifikan selama sekurang-kurangnya 1 bulan: waham, halusinasi, disorganisasi perilaku atau perilaku katatonik, somtom-simtom negatif
•    Keberfungsian sosial dan  pekerjaan menurun sejak timbulnya gangguan
•    Gejala-gejala gangguan terjadi selam sekurang-kurangnya 6 bulan; sekuranng-kurangnya 1 bulan untuk simtom-simtom pada poin pertama; selebihnya simtom-simtom negatif atau simtom lain pada poin pertama dalam bentuk ringan.
o    Dalam kasus John Nash dalam film ‘’a beatiful mind’’, subjek mengalami simto-simtom negatif dan positif  telah lebih dari 6 bulan. Bahkan telah bertahun-tahun.
Berdasarkan pada DSM TR-IV, dengan berbagai simtom yang muncul pada subjek, maka subjek dapat diktegorikan menderita skizofrenia tipe Paranoid (Skizofrenia Paranoid) Penderita skizofrenia paranoid selalu cemas, marah, argumentatif, dan kadang kasar. Bahasa yang digunakan meskipun merujuk pada delusi, namun tidak mengalami disorganisasi.
Diagnosa banding
Simtom positif yang terdapat pada pasien skizofrenia seperti waham. Meskipun waham terjadi pada lebih dari separuh orang penderita skizofrenia namun juga terdapat pada pasien diagnosis lain seperti  mania, depresi delusional, dan gangguan waham.

3. Pembahasan
Pendekatan psikologi yang digunakan dalam pembahasan  ini adalah pendekatan Psikososial. Sullivan dalam Kaplan dan Sadock (2003) mengemukakan teori psikodinamika skizofrenia berdasarkan perjalanan-perjalanan klinik, di mana pusat dari psikopatologinya adalah gangguan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Lingkungan, terutama keluarga memegang peran penting dalam proses terjadinya skizofrenia. Pernyataan ini juga berlaku sebaliknya, lingkungan, terutama keluarga memegang peran penting dalam proses penyembuhan skizofrenia. Sebab, dikatakan oleh Sullivan bahwa skizofrenia merupakan hasil dari kumpulan pengalaman-pengalaman traumatis dalam hubungannya dengan lingkungan selama masa perkembangan individu (Akbar, 2008).
Titik berat penelitian-penelitian tentang dukungan sosial keluarga dan gangguan psikotik terutama skizofrenia adalah pada efek yang menghapuskan hubungan traumatik sendiri seperti pernyataan emosi, rasa kebersamaan yang semu, mencari kambing hitam dan keterikatan ganda. Aspek-aspek dukungan sosial keluarga terdiri dari empat aspek yaitu aspek informatif, aspek emosional dan aspek penilaian atau penghargaan serta aspek instrumental, sebagaimana yang dikatakan oleh House dan Kahn (1995) tersebut di atas di titik beratkan pada besar dan padatnya jaringan kerja sosial, misalnya hubungan dengan keluarga dan sifat-sifat hubungan sebelumnya (Akbar,2008).
Sama halnya dalam film A Beautifull Mind, dukungan sang  istri dalam kesembuhan John Nash sangat besar dalam  proses penyembuhannya. Hal ini menunjukkan bahwa kuat lemahnya dukungan sosial keluarga terhadap penderita berpengaruh terhadap tingkat kesembuhan skizofrenia. Semakin kuat dukungan sosial keluarga terhadap penderita memungkinkan semakin cepat tingkat kesembuhan skizofrenia. Sebaliknya semakin lemah dukungan sosial keluarga terhadap penderita memungkinkan semakin lama tingkat kesembuhan skizofrenia. Demikian juga halnya dengan kekambuhan skizofrenia, terkait dengan kuat lemahnya dukungan sosial keluarga.
Pemberian obat antipsikotik dapat mengurangi resiko kekambuhan, tetapi obat-obatan tersebut tidak dapat mengajarkan tentang kehidupan dan keterampilan meskipun dapat memperbaiki kualitas hidup penderita melalui penekanan gejala-gejala. Pengajaran kehidupan dan keterampilan sosial hanya mungkin didapat penderita melalui dukungan sosial keluarga. Dari penelitian didapat bahwa 45% penderita skizofrenia yang mendapat pengobatan antipsikotik akan mengalami kekambuhan dalam waktu 1 tahun pasca rawat, sedangkan penderita yang diberi plasebo 70% kambuh (Akbar, 2008).

Jumat, 24 Februari 2012

Tugas Psikologi Perkembangan II

NAMA           : WINDA AHADINI
NIM               : 105120307111007
Mata Kuliah  : Psikologi Perkembangan II

 

Sebuah film bertemakan tentang Remaja
                                    
CATATAN AKHIR SEKOLAH
 
 SINOPSIS FILM :
 

Film Catatan Akhir Sekolah mengambil tema yang sangat membumi yang memuat segala macam peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan remaja SMA.Film yang berkisah tentang 3 remaja yaitu Agni, Arian dan Alde adalah 3 sahabat sejak mereka kelas 1 SMA, hingga kini mereka kelas 3 SMA. Mereka adalah remaja-remaja yang tidak terlalu menonjol di sekolahnya. Agni adalah anggota klub film sekolah, namun filmnya selalu ditolak oleh anggota yang lain. Alde anak orang kaya yang aktif di ekskul band, banyak wanita yang tergila-gila padanya. Sedangkan Arian adalah anggota ekskul mading, namun hanya menjabat sebagai pemegang kunci mading.
 

Mereka memiliki kepala sekolah yang selalu semena-mena, hal apapun selalu diukur dengan uang. Mereka bertiga pun membuat sebuah film dokumentasi hingga kejahatan sang kepala sekolah pun terungkap.Tak hanya itu saja, tujuan dari pembuatan film dokumenter untuk kenangan masa-masa SMA yang tidak dapat terulang kembali untuk kedua kalinya.Berbagai peristiwa sehari-hari yang biasa terjadi di sekolah, pada teman-teman mereka, menjadi objek film ketiga cowok ini. Namun, dalam proses pembuatan film ini, banyak halangan yang ditempuh. Seperti Agni yang masih memendam perasaan kepada mantan pacarnya, Alina. Sedangkan Alina kini telah menjalani kasih dengan Ray, walau Alina sering kali dikasari oleh Ray. Selain itu, Alde juga memendam rasa pada sahabat Alina yang bernama Ratih, namun Alde tidak berani mengungkapkan karena Ratih adalah anak pedagang Somay dikantin sekolah.

-    Tokoh yang dikupas dalam film “Catatan Akhir Sekolah” adalah Alde 
( diperankan oleh Marcell Chandrawinata). 
Berusia 17 tahun.

1.    Bagaimana perkembangan fisiknya ?


Perkembangan fisik pada masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat.
Bagian-bagian tubuh tertentu pada tahun-tahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil, namun pada masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu mengalami kematangan daripada bagian-bagian yang lain. Perubahan fisik yang terjadi pada Alde terlihat nampak pada masa remaja yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi).

2.    Bagaimana perkembangan kognitifnya?

 

Ditinjau dari perkembangan kognitif menurut Piaget, masa remaja sudah mencapai tahap operasi formal (operasi = kegiatan-kegiatan mental tentang berbagai gagasan).
Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang tekanannya kepada kesadarannya sendiri disini dan sekarang, cara berpikir remaja berkaitan erat dengan dunia kemungkinan. Remaja mampu menggunakan abstraksi dan dapat membedakan yang nyata dan konkret dengan abstrak dan mungkin.
Tokoh alde disini mampu atau mulai memiliki kemampuan menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah,dan muncul kemampuan nalar secara ilmiah.
Alde sebagai remaja berusia 17 tahun dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat perencanaan dan mengekplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
Dan juga menyadari tentang aktivitas kognitif dan mekanisme yang membuat proses kognitif itu efisien dan tidak efisien. Dengan demikian, introspeksi (pengujian diri) menjadi bagian kehidupannya sehari-hari. Dalam perkembangan kognitif, Alde sebagai remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja.

3.    Bagaimana perkembangan sosioemotionalnya ?



 Perkembangan emosi :
 

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama organ seksual mempengaruhi perkembangan emosi dan dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta.
Di dalam film ini,tokoh alde mempunyai perkembangan emosi yang menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa, emosinya bersifat negatif dan tempramental. Tetapi di saat akhir sekolah/kelulusan ketika ia menghadapi masalah,alde mulai bisa untuk mengendalikan emosinya. Mencapai kematang emosional merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja seusia Alde. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya.

Perkembangan Sosial :
 

Pada masa remaja berkembang ”social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Ramaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat,nilai-nilai, maupun perasaannya.
Pada masa ini juga berkembang sikap ”conformity”. Tokoh Alde di film ini memiliki kecenderungan untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya),contohnya adalah ketika temannya Agni dan Ariel ingin membuat film dokumenter seputar realita yang ada di sekolah mereka, dan si Alde’pun mengikuti sahabatnya untuk ikut terlibat dalam pembuatan film dokumenter tersebut.

Selasa, 21 Februari 2012

Test Psikologi Cinta Kamu

 
Ada sebatang pohon yang tua!
Bila hujan turun, beberapa helai daun tumbuh!
Bila musim gugur datang angin menerbangkan semuanya!


Jika diibaratkan anda ingin menjadi apa?
  1. ANGIN
  2. HUJAN
  3. MUSIM GUGUR
  4. POHON
  5. DAUN
(pilih satu jawaBan dan berikan alasannya)

"Pikirkan jawaban anda terlebih dahulu sebelum membaca Bagian Keterangan dibawah."



Keterangan :

ANGIN = kamu adalah orang ke 3 dalam cinta segi tiga
HUJAN = kamu mau mencari seseorang yang betul-betul cinta dan suka tentang kamu
MUSIN GUGUR = kamu selalu mencintai 2 orang dalam 1 masa
POHON = anda begitu setia pada pasangan anda
DAUN = anda adalah playgirl atau playboy

Sejarah Psikoogi

  Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno.Psikologi sendiri sebenarnya telah dikenal sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup ( levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.